NGAWI (PMIJawaTimur.or.id) - Dampak kekeringan ektrem menyebabkan penduduk dusun boanbarat dan boantimur Desa Sumberbening Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi mengalami krisis air bersih. Kekeringan di desa tersebut memasuki bulan ke empat.
Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur di bawah kepemimpinan H Imam Utomo S meninjau desa tersebut sekaligus melakukan bantuan sosial berupa pembagian sembako dan melihat pelaksanaan operasi penyaluran air bersih yang dilakukan sejak tiga bulan terakhir.
Untuk melayani kebutuhan air bersih di desa itu PMI Jawa Timur menerjunkan satu unit truk tangki air dengan kapasitas 5000 liter. Sedangkan bantuan operasional diterima ketua PMI Kabupaten Ngawi Ir. Budi Sulistyono. `Kami kolaborasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kab. Ngawi,` tandas Imam Utomo.
Saat itu Imam Utomo didampingi Sekretaris Edi Purwinarto, Kabid pelayanan Kesehatan dr. Harsono (mantan bupati Ngawi), kabid penanggulangan bencana Eddy Indrayanan, Ka Markas Dwi Suyanto, Kabid HumasTurmudzi, Bupati Ngawi Onny Harsono dan beberapa staf serta pengurus PMI Kab. Ngawi.
Desa Sumberbening berada di Tengah hutan Jati. Untuk menuju ke lokasi diperlukan waktu 40 menit dari jalan kabupaten. Hanya saja, sepanjang jalan kondisinya berbatuan sehingga kendaraan tidak bisa melaju dengan cepat, jalanya-pun hanya cukup satu kendaraan. Desa Sumberbening termasuk desa terpencil di Ngawi.
`Krisis air bersih di Ngawi ini sebenarnya tidak separah di Bangkalan, Sampang, Bondowoso, Situbondo, Blitar atau Malang dimana jarak dengan sumber air mencapai 7 km lebih, sedangkan di Ngawi hanya 3 km. Warga juga sudah membangun bak penampungan permanen. Jadi disini hanya tinggal membangun saluran saja menuju rumah rumah penduduk,` tegas Imam Utomo.
PMI Provinsi Jawa Timur sebisa mungkin membantu agar krisis air bersih yang terjadi disetiap musim kemarau tidak terjadi lagi. Konsepnya, PMI harus kolaborasi dengan Pemkab setempat, PMI akan mengajak negara negara donor yang selama ini sudah banyak partisipasi di Jawa Timur.
Untuk Pembangunan jalan sebagaimana permintaan warga Sumberbening, nanti biarlah pak Bupati. Tambah Imam Utomo mantan Gubernur Jawa Timur dua periode ini.
Kades Boanbarat Pudji Rahayu mengatakan, diwilayahnya ada 270 jiwa dengan 87 KK. Krisis air bersih puncaknya sejak tiga bulan terakhir. Selama ini droping air hanya dari PMI dan BPBD. Ada dari Ormas, tetapi hanya sesekalai saja. Droping air bersih sehari dua truk tangki.
Semerntara itu Bupati Ngawi Onny Harsono menjelaskan, desa dengan kategori rawan air bersih terus menurun. Pada tahun 2020 ada 44 desa, lalu tahun 2021 susut menjadi 36 desa, tahun 2022 menjadi 17 desa dan tahun 2023 ini tersisa 7 desa. Pemkab Ngawi terus berupaya menanggulangi dengan memberikan fasiltas yang memadai misalnya pembuatan bak permanen, menyiapkan mesin pompa disetiap desa rawan air bersih.
Khusus untuk Pembangunan jalan menuju desa Sumberbening sejauh 5,3 km yang dikeluhkan Masyarakat, Pemkab Ngawi sudah menganggarkan melalui APBD. awal tahun 2024, pengerjaannya sudah bisa dimulai dan di chor sehingga lebih kuat. Saat ini sudah proses lelang. Ungkap Onny Harsono. (*)

Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur di bawah kepemimpinan H Imam Utomo S meninjau desa tersebut sekaligus melakukan bantuan sosial berupa pembagian sembako dan melihat pelaksanaan operasi penyaluran air bersih yang dilakukan sejak tiga bulan terakhir.
Untuk melayani kebutuhan air bersih di desa itu PMI Jawa Timur menerjunkan satu unit truk tangki air dengan kapasitas 5000 liter. Sedangkan bantuan operasional diterima ketua PMI Kabupaten Ngawi Ir. Budi Sulistyono. `Kami kolaborasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kab. Ngawi,` tandas Imam Utomo.
Saat itu Imam Utomo didampingi Sekretaris Edi Purwinarto, Kabid pelayanan Kesehatan dr. Harsono (mantan bupati Ngawi), kabid penanggulangan bencana Eddy Indrayanan, Ka Markas Dwi Suyanto, Kabid HumasTurmudzi, Bupati Ngawi Onny Harsono dan beberapa staf serta pengurus PMI Kab. Ngawi.
Desa Sumberbening berada di Tengah hutan Jati. Untuk menuju ke lokasi diperlukan waktu 40 menit dari jalan kabupaten. Hanya saja, sepanjang jalan kondisinya berbatuan sehingga kendaraan tidak bisa melaju dengan cepat, jalanya-pun hanya cukup satu kendaraan. Desa Sumberbening termasuk desa terpencil di Ngawi.
`Krisis air bersih di Ngawi ini sebenarnya tidak separah di Bangkalan, Sampang, Bondowoso, Situbondo, Blitar atau Malang dimana jarak dengan sumber air mencapai 7 km lebih, sedangkan di Ngawi hanya 3 km. Warga juga sudah membangun bak penampungan permanen. Jadi disini hanya tinggal membangun saluran saja menuju rumah rumah penduduk,` tegas Imam Utomo.
PMI Provinsi Jawa Timur sebisa mungkin membantu agar krisis air bersih yang terjadi disetiap musim kemarau tidak terjadi lagi. Konsepnya, PMI harus kolaborasi dengan Pemkab setempat, PMI akan mengajak negara negara donor yang selama ini sudah banyak partisipasi di Jawa Timur.
Untuk Pembangunan jalan sebagaimana permintaan warga Sumberbening, nanti biarlah pak Bupati. Tambah Imam Utomo mantan Gubernur Jawa Timur dua periode ini.
Kades Boanbarat Pudji Rahayu mengatakan, diwilayahnya ada 270 jiwa dengan 87 KK. Krisis air bersih puncaknya sejak tiga bulan terakhir. Selama ini droping air hanya dari PMI dan BPBD. Ada dari Ormas, tetapi hanya sesekalai saja. Droping air bersih sehari dua truk tangki.
Semerntara itu Bupati Ngawi Onny Harsono menjelaskan, desa dengan kategori rawan air bersih terus menurun. Pada tahun 2020 ada 44 desa, lalu tahun 2021 susut menjadi 36 desa, tahun 2022 menjadi 17 desa dan tahun 2023 ini tersisa 7 desa. Pemkab Ngawi terus berupaya menanggulangi dengan memberikan fasiltas yang memadai misalnya pembuatan bak permanen, menyiapkan mesin pompa disetiap desa rawan air bersih.
Khusus untuk Pembangunan jalan menuju desa Sumberbening sejauh 5,3 km yang dikeluhkan Masyarakat, Pemkab Ngawi sudah menganggarkan melalui APBD. awal tahun 2024, pengerjaannya sudah bisa dimulai dan di chor sehingga lebih kuat. Saat ini sudah proses lelang. Ungkap Onny Harsono. (*)
